BAGI PECANDU NARKOBA yang ingin lepas dari dari ketergantungannya, pemerintah menawarkan
program pemulihan secara gratis.
Syaratnya cukup
mudah, foto copy KTP, Kartu Keluarga, dan Surat Keterangan Dokter. Begitu
didaftarkan akan langsung diproses, demikian dikatakan Kabag Humas BNN (Badan
Narkotika Nasional) Sumirat Dwiyanto.
Sebagai Residen
(Peserta Rehabilitasi Narkoba), pada hari pertama masuk rehabilitasi di Lido
Sukabumi Jawa Barat akan dilakukan pemeriksaan darah dan urine. Setelah itu
dilakukan rontgen dan pemeriksaan paru-paru. Selesai itu berurusan dengan
dokter jantung dan gigi.
Selama mengikuti
rehabilitasi, residen dilarang keras memakai telepon seluler. Sehari-hari
residen hanya diperbolehkan mengenakan pakaian khusus berwarna putih maupun orange.
Pengenaan seragam ini dimaksudkan untuk memangkas status sosial sesama residen.
Di sini tidak ada
waktu untuk memikirkan dunia. Residen siapapun dia, artis, orang kaya, tokoh
masyarakat, atau orang biasa harus mengikuti rangkaian kegiatan yang telah
diprogramkan.
Enam bulan
pertama, residen menjalani detoksifikasi, yaitu proses menghilangkan racun
adiksi narkoba dari dalam tubuh. Biasanya, pada dua pekan pertama, residen
uring-uringan karena tidak boleh lagi mengkonsumsi barang yang selama ini membuat
mereka terlena.
Tidak jarang di
awal-awal menjalani rehabilitasi pecandu sakau. Mereka menggigil. Badan
kedinginan sampai ke tulang-tulang. Emosi tidak stabil. Banyak yang
teriak-teriak meluapkan kemarahan dan kegusaran.
Karena itu
residen diajak beraktivitas. Mereka diharuskan bangun pagi pukul 05.00 WIB.
Langsung melakukan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya. Setelah itu
memberesihkan kamar tidur, berlanjut ke asrama tempat tinggal. Kalau kurang
bersih mereka mendapat teguran dari konselor.
Seusai
memberesihkan lingkungan, residen diajak berdiskusi tentang berbagai
pengetahuan serta bahaya narkoba, Mereka diminta berbagi pengalaman hidup baik
yang suka maupun yang duka sekalipun.
Jika
memungkinkan, konselor mengarahkan residen untuk menangisi perjalanan hidup
yang membawa ke lumpur hitam narkoba. Kalau dalam kisah itu ada yang lucu,
residen diarahkan tertawa sesukanya.
Untuk mengisi
waktu, mereka diajak berkreasi, bermain musik, menekuni dunia otomotif atau
kegiatan lain yang intinya memotivasi diri.
Waktu tidur
siangpun tidak ada. Aktivitas berjalan penuh seperti kehidupan santri di
pesantren. Kedisiplinan mereka mentaati peraturan masuk dalam agenda. Selama
mengikuti rehabilitasi, tidak ada hubungan seksual. Tidak ada kekerasan, Juga
tidak ada narkoba.
Latihan motivasi
diri menjadi fokus utama setelah detoksifikasi. Mereka mengikuti outbound,
perenungan diri, dan menjalin kebersamaan. Mereka diajak mengikuti permainan
kebersamaan. Misalnya, tarik tambang, sepak bola, dan futsal.
Jika selama
rehabilitasi sukses tanpa ada lagi ketergantungan narkoba, mereka memasuki
tahapan sosialisasi. Kemudian hari berikutnya diperbolehkan mengunjungi
keluarga atau tetangga rumah selama beberapa waktu.
Di sinilah ujian
penting berlaku. Mental mereka diuji kembali apakah tergoda dengan dunia lama
atau tidak. Umumnya teman-teman lama akan datang menggoda. Mereka akan menawarkan zat adiktif yang dulu disukai
pecandu. Kalau menolak, akan di cap tidak gaul bahkan dituding pengecut.
Situasi menguji mental mereka, sehingga harus bisa mengontrol diri. BNN akan
mengumpulkan mereka yang sudah masuk tahapan sosialisasi setiap dua pekan
sekali sebagai kontrol
Hal itu dilakukan
karena ada saja pecandu yang berhasil menjalani setiap tahapan, tapi kemudian
kembali terperosok. Orang tersebut diharuskan kembali menjalani rehabilitasi
dengan jadwal yang lebih ketat.
Disalin dan
disesuaikan dari:
Media Indonesia,
25/03/2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar