5/12/2011

Rehabilitasi Pecandu Narkoba

BAGI PECANDU NARKOBA yang ingin lepas dari dari ketergantungannya, pemerintah menawarkan program pemulihan secara gratis.

Syaratnya cukup mudah, foto copy KTP, Kartu Keluarga, dan Surat Keterangan Dokter. Begitu didaftarkan akan langsung diproses, demikian dikatakan Kabag Humas BNN (Badan Narkotika Nasional) Sumirat Dwiyanto.

Sebagai Residen (Peserta Rehabilitasi Narkoba), pada hari pertama masuk rehabilitasi di Lido Sukabumi Jawa Barat akan dilakukan pemeriksaan darah dan urine. Setelah itu dilakukan rontgen dan pemeriksaan paru-paru. Selesai itu berurusan dengan dokter jantung dan gigi.

Selama mengikuti rehabilitasi, residen dilarang keras memakai telepon seluler. Sehari-hari residen hanya diperbolehkan mengenakan pakaian khusus berwarna putih maupun orange. Pengenaan seragam ini dimaksudkan untuk memangkas status sosial sesama residen.

Di sini tidak ada waktu untuk memikirkan dunia. Residen siapapun dia, artis, orang kaya, tokoh masyarakat, atau orang biasa harus mengikuti rangkaian kegiatan yang telah diprogramkan.

Enam bulan pertama, residen menjalani detoksifikasi, yaitu proses menghilangkan racun adiksi narkoba dari dalam tubuh. Biasanya, pada dua pekan pertama, residen uring-uringan karena tidak boleh lagi mengkonsumsi barang yang selama ini membuat mereka terlena.

Tidak jarang di awal-awal menjalani rehabilitasi pecandu sakau. Mereka menggigil. Badan kedinginan sampai ke tulang-tulang. Emosi tidak stabil. Banyak yang teriak-teriak meluapkan kemarahan dan kegusaran.

Karena itu residen diajak beraktivitas. Mereka diharuskan bangun pagi pukul 05.00 WIB. Langsung melakukan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya. Setelah itu memberesihkan kamar tidur, berlanjut ke asrama tempat tinggal. Kalau kurang bersih mereka mendapat teguran dari konselor.

Seusai memberesihkan lingkungan, residen diajak berdiskusi tentang berbagai pengetahuan serta bahaya narkoba, Mereka diminta berbagi pengalaman hidup baik yang suka maupun yang duka sekalipun.

Jika memungkinkan, konselor mengarahkan residen untuk menangisi perjalanan hidup yang membawa ke lumpur hitam narkoba. Kalau dalam kisah itu ada yang lucu, residen diarahkan tertawa sesukanya.

Untuk mengisi waktu, mereka diajak berkreasi, bermain musik, menekuni dunia otomotif atau kegiatan lain yang intinya memotivasi diri.

Waktu tidur siangpun tidak ada. Aktivitas berjalan penuh seperti kehidupan santri di pesantren. Kedisiplinan mereka mentaati peraturan masuk dalam agenda. Selama mengikuti rehabilitasi, tidak ada hubungan seksual. Tidak ada kekerasan, Juga tidak ada narkoba.

Latihan motivasi diri menjadi fokus utama setelah detoksifikasi. Mereka mengikuti outbound, perenungan diri, dan menjalin kebersamaan. Mereka diajak mengikuti permainan kebersamaan. Misalnya, tarik tambang, sepak bola, dan futsal.

Jika selama rehabilitasi sukses tanpa ada lagi ketergantungan narkoba, mereka memasuki tahapan sosialisasi. Kemudian hari berikutnya diperbolehkan mengunjungi keluarga atau tetangga rumah selama beberapa waktu.

Di sinilah ujian penting berlaku. Mental mereka diuji kembali apakah tergoda dengan dunia lama atau tidak. Umumnya teman-teman lama akan datang menggoda. Mereka akan   menawarkan zat adiktif yang dulu disukai pecandu. Kalau menolak, akan di cap tidak gaul bahkan dituding pengecut. Situasi menguji mental mereka, sehingga harus bisa mengontrol diri. BNN akan mengumpulkan mereka yang sudah masuk tahapan sosialisasi setiap dua pekan sekali sebagai kontrol

Hal itu dilakukan karena ada saja pecandu yang berhasil menjalani setiap tahapan, tapi kemudian kembali terperosok. Orang tersebut diharuskan kembali menjalani rehabilitasi dengan jadwal yang lebih ketat.

Disalin dan disesuaikan dari:
Media Indonesia, 25/03/2011                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar